Lembaran semangat kerja baru sedang ditulis, daun pintu
ruang kerja sedang diperlebar, waktu luang kerja sedang diperlonggar, saya
sedang membenahi diri. Beberapa bulan yang lalu, semangat dan etos kerja tidak
lagi obyektif tapi sangat subyektif dan itu sangat menggerogoti dinamika dalam
ruang kerja pribadi. Tidak semua itu buruk tetapi ternyata nilai positifnya
tidak lebih banyak dari nilai negatifnya.
Subyektivitas memang diperlukan dalam penilaian –
penilaian etos kerja dan kinerja. Namun penilaian subyektivitas hanya menjadi
salah satu criteria tambahan dalam penentuan kebijakan terhadap human resource. Subyektivitas tidak bisa
menjadi satu – satunya criteria ataupun criteria utama dalam penilaian –
penilaian. Penilaian subyektif ini
diberbagai kantor baik pemerintahan maupun swasta telah menjadi salah satu
penyebab terbentuknya konflik intern yang susah untuk dihilangkan. Konflik
seperti ini telah mengakar dan tidak dapat diselesaikan tanpa memecat atau
memindahkan perseteruan subyek – subyek yang menjadi tokoh utama tersebut.
Penilaian murni berdasarkan obyektivitas pun murni momok
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kemampuan – kemampuan interpersonal pun
diperlukan dalam menentukan siapa yang berkompeten ataupun tidak. Obyektivitas menjadi
momok bilamana penilaian subyektivitas tidak diikutsertakan, sebagai contoh
dalam pelaksanaan sebuah program disusun berbagai criteria terhadap human resource yang ternyata kemampuan
yang dilihat dari dasar obyektivitas ini tidak complemented sehingga terjadi konflik yang tidak bisa dihindarkan
akibat tidak terjadinya suatu suasana kerja yang saling mengisi (complementary)
bukan saling mengganti (substitution).
Be wise… Be professional...
Semoga tulisan ini menjadi pengingat dan motivator
terbesar saya untuk tidak sekedar giat bekerja namun juga mampu menjadi salah
satu alasan saya untuk tetap bekerja dan mengejar mimpi – mimpi yang baru –
baru dirasa memudar. Warna – warna mimpi itu semoga selalu menjadi simfoni yang
mempesona meski selalu mengalami perubahan. Warna yang bukan memudar tapi
membentuk simfoni yang baru dan selalu menjadi semangat yang sama dalam
mengejar impian.
Dipersembahkan untuk setiap buruh dan pekerja yang memiliki
mimpi-mimpi ideal sebelum mengabdikan diri sebagai buruh dan pekerja, dan
berusaha keras untuk tetap melanjutkan mimpinya. Meski usia tidak lagi muda,
meski usia telah menjadi renta.
Semangat!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar